RIWAYAT PENGHIMPUN HADIST (PART 1)
Imam Bukhari
& Shahihnya
(194-256 H /
810-870 M)
Nama aslinya
Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrohim ibn Mughirah ibn Bardzibah. Dia
adalah Amirul Mu’minin Fil Hadist (pemimpin orang mukmin dalam hadist. Gelar ahli
hadist tertinggi).
Imam Bukhari dilahirkan
di Bukhara setelah sholat Jum’at 13 Syawal 194 H. Ayahnya meninggal sewaktu ia
masih kecil & meninggalkan banyak harta sehingga memungkinkan ia hidup
dalam pertumbuhan & perkembangan yang baik. Karena itu ia dirawat &
dididik oleh ibunya denga tekun dan penuh perhatian.
Semenjak kecil, ia senantiasa mendapat
lindungan dan bimbingan ilahi. Diceritakan bahwa pada waktu kecil, ia pernah
terserang penyakit mata. Ibunya sangat sedih dan senantiasa berdoa kepada Allah
untuk kesembuhannya. Kemudian ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim a.s dan
berkata. : “ wahai ibu, Allah telah menyembuhkan penyakti putramu dan kini ia
sudah dapat melihat kembali. Semua iti berkat doamu yang tiada henti²nya. “
Dan ternyata esok paginya, Imam Bukhari sudah dapat melihat. Maka duka
hati ibunya pun berganti dengan kegembiraan.
Pada tahun 210 H, Imam
Bukhari menuju Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, disertai ibu dan
saudaranya, Ahmad. Kemudian, saudaranya yang berusai lebih tua itu, kembali ke
Bukhara sedangakan Imam Bukhari memilih Mekkah sebagai tempat tinggalnya. Mekkah
adalah salah satu pusat ilmu Hijaz & disinilah Imam Bukhari mendapatkan apa
yang dimaksudnya dengan sesuatu yang dapat memuaskan kehausannya akan ilmu
pengetahuan. Dan sekali waktu dia pergi ke Madinah. Di kedua tanah suci itulah,
Imam Bukhari menulis sebagian karya²nya & menyusun dasar² ktiab
Al-Jami’as Shohih serta pendahuluannya.
Dalam rangka mencapai
tujuannya yang mulia Imam Bukhari telah melakukan perjalanan ke berbagai negeri
diantaranya Syam. Mesir & Jazirah Basrah, Hijaz (Mekkah dan Madinah)
Kuffah, dan Baghdad untuk menemui ulama² ahli hadist. Pada tahun 250 H Imam
Bukhari mengunjungi Naisabur, kedatangannya disambut baik oleh para penduduk
juga oleh gurunya Az-Zihli & para ulama lainnya.
Akan tetapi sangat
disayangkan, sebagian orang yang merasa iri dan dengki merupakan badai fitnah
terhadap Imam Bukhari. Mereka menuduh Imam Bukhari sebagai orang yang
berpendapat bahwa “ Qur’an “ adalah makhluk, hal inilah yang menimbulkan
kemarahan & kebencian gurunya, yaitu Az-Zihli. Sehingga Az-Zihli pun
berkata, : “ barang siapa yang berpendapat bahwa lafadz² Qur’an adalah
makhluk, maka ia adalah ahli bid’ah, ia tidak boleh diajak bicara dan tidak
boleh didatangi majlisnya serta lelaki itu (Imam Bukhari) tidak boleh tinggal
bersamaku di negeri ini. “
Mendengar hal itu, Imam
Bukhari segera meninggalkan negeri itu dengan harapan fitnah itu dapt mereda. Kemudian
beliau pulang ke negerinya sendiri. Bukhara. Selama beberapa tahun menetap di
Bukhara, mengadakan majlis. Tapi, kemudian badai fitnah itu bertiup lagi, &
kali inifitnah itu bermula dari penguasa Bukhara sendiri, Khalid bin Ahmad
Az-Zihli. Fitnah ini muncul sebab sikap Imam Bukhari yang terlalu memuliakan
ilmu yang dimilikinya & karena fitnah itulah Imam Bukhari harus pergi
meniggalkan Bukhara.
Lalu Imam Bukhara pergi
ke Samarkhand atas permintaan penduduk negeri itu. Sesampainya di Khaitand,
sebuah desa kecil yang terletak di dua farsakh sebelum Samarkhand Imam Bukhari
berencana untuk mengunjungi familinya. Akan tetapi, Imam Bukhari jatuh saki
hingga menemui ajalnya di desa itu Imam Bukhari wafat pada malam Idul Fitri
tahun 256 H (31 Agustus 870 M) dalam usai 62 tahun kurang 13 hari.
Sewaktu hidupnya, Imam
Bukhari menyatakan, “ Aku menulis hadist yang aku terima dari 1.080 orang
guru yang semuanya adalah ahli hadist & berpendirian bahwa iman adalah
ucapan dan perbuatan. “ Guru² yang hadistnya diriwayatkan dalam kitab
shahihnya sebanyak 289 orang guru.
Imam Bukhari
mendapatkan gelar ahli hadist tertinggi sebab kehati-hatiannya dalam menyusun
sunnah, bahkan diriwayatkan bahwa Imam Bukhari tidak akan menulis satu hadist
pun sebelum ia memohon pertimbangan Allah dengan sholat istikhoroh &
sesudah ia meyakini benar bahwa hadist itu benar² shahih.
Jumlah hadist Kitab
Al-Jami’as Shahih sebanyak 7.275 hadist, termasuk yang disebutkan secara
berulang / sebanyak 4.000 hadist tanpa pengulangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar